Aku
percaya suatu saat akan ada masa di mana aku harus memperjuangkan
cintaku. Tapi bukan untuk saat ini, aku masih nyaman dengan status
single yang aku sandang beberapa tahun terakhir ini. Kalau hanya
merubah status single menjadi berpacaran, bisa saja aku lakukan
kapanpun aku mau, tinggal pilih mana cowok yang sudah mengantri
menjadi pacarku. Ahahaha,,, wanna puke ?
Aku
bukan orang seperti itu. Menjalin hubungan dengan orang itu adalah
hal yang sakral buat aku, bukan hal biasa. Bagiku, tidak mudah
menyatukan dua hati yang berbeda,khususnya berbeda tujuan. Pernah
beberapa kali aku menjalin hubungan (pacaran) dengan beberapa pria .
Tidak pernah berjalan lama, tidak ada yang membekas sampai ke hati.
Karena mungkin mereka bosan dengan apa yang ada pada denganku. Ya,
memang benar aku membosankan. Jangankan seorang pacar, seorang
sahabatpun aku tak punya. Karena aku tidak mudah menerima seseorang
yang baru dalam hidupku apalagi bisa percaya dengan orang lain, itu
sulit bagiku.
Aku
lebih memilih menghabiskan waktu bersama keluarga ketika aku sedang
tidak sibuk bekerja dari pada pergi hangout, dugem, nonton, atau
bahkan jalan-jalan di mall .Ternyata aku memang tidak suka
keramaian, bising, hiruk pikuk gemerlap kehidupan di kota, aku tak
suka. Ironis memang, aku yang sekarang sungguh sangat kontras dengan
aku yang dulu. Aku yang sekarang pendiam, dan kurang suka
bersosialisasi malah ditempatkan di kantor jurnalistik yang harus
bertemu dengan banyak rekan kerja. Sebenarnya akupun tidak begitu
menyukai pekerjaan ini, tapi seiring berjalannya waktu aku mencintai
pekerjaanku ini.
@KantorJurnalistik
Hal
menyenangkan yang selalu aku lakukan ketika sampai di kantor dan
kepagian adalah membuat hot chocolate kesukaannku. Coklatnya yang
mampu menyihir perasaan orang yang meminumnya menjadi lebih baik.
Uhm, ya mungkin begitu. Paling tidak ada satu ritual pagi hari yang
bisa aku jadikan moodboster hari itu.
Hari itu
akan banyak sekali schedule meeting dan presentasi untuk project
baru. Semua yang diperlukan untuk kegiatan mendebarkan itu sudah siap
rapi aku simpan di dataku. Semoga hari itu lancar dan berakhir
bahagia, uhm ?* maksud aku semoga hari itu bisa berakhir di cafe
langganan dan menghabiskan secangkir kopiku di sana.Bahagiaku itu. :)
Tepat,
jam kantor usai, aku tidak langsung merapikan meja kerjaku. Ku
biarkan file-file meeting tadi tetap menghiasi meja kerjaku,
berantakan sih, tapi itu seninya. Telfon kantor tiba-tiba berdering
membuyarkan keasikanku bercengkrama dengan keyboardku. “Halo,,,dengan
bu Rena?',suara diseberang menyapa dengan backsound knalpot motor dan
deruman mobil-mobil berseliweran langsung aku mengenali suara
security kantor.”Iya saya sendiri,,,kenapa pak ?”, balasku dengan
tetapan mata tak lepas dari layar monitor. “Bu Rena, ada tamu yang
mencari anda bu, sedang menunggu di pos satpam depan.”*Deg*
tiba-tiba ada yang aneh masuk ke dalam dada, membuat jantung sempat
berhenti sepersekianribu detik dan kemudian berdetak kembali, itu
membuat aku sulit bernafas.Segera aku menghentikan aktifitasku dan
bergegas merapikan meja kantor.
Ku
tarik blazer coklatku yang aku letakkan di punggung kursi kerjaku,
merapikan sedikit rambutku dan kemudian bergegas menuju lift. Aneh,
padahal aku tidak tahu siapa yang sedang menungguku di depan kantor,
kenapa aku bisa se-excited ini ? Heloow, Rena...be rasional pls,,,
(gumamku dalam hati).
Sampai
di depan pos security, aku melihat sesosok makhluk bernama Reno
sedang asik bercengkrama dengan pak security.
“Ouh,
kamu to Ren?”, sedikit nada kecewa keluar dari mulutku tanpa tedeng
aling-aling, membuat Reno menghentikan aktifitas berguraunya dengan
pak security dan melihatku. “Kenapa Ren, kecewa ya melihat ternyata
yang jemput kamu itu aku”,Reno cekikikan melihat ekspresiku.”Kita
kan janjian di Cafe kemaren, kenapa kamu ke sini?.”
“Abisnya
kamu lama sih, udah berakar aku di cafe itu,” masih dengan senyum
lebarnya.
“Yaudah
kita mulai di mana ngerjain tugasmu itu?”,tanyaku sedikit malas.
“Dihatimuuuuuu,,,,,,”,Reno
semakin terkekeh melihat muka masamku. GARING.
Tak kuhiraukan celetukan Reno sambil lalu.
@Cafe
Dua moccachino dan dua pancake sudah tersaji di meja. Reno tengah
serius dengan keyboard laptopnya dan aku di sebelahnya. Membenarkan
satu dua slide show yang akan dipresentasikan pekan depan. Pikirku,
rajin benar ini orang, padahal presentasi masih minggu depan tapi dia
persiapkan semuanya jauh-jauh hari seperti mau presentasi sebuah
project baru.
Biasanya untuk sebagian mahasiswa cowok kebanyakan kurang
memperhatikan tentang tugas-tugas kuliah, biasa mengerjakan di
hari-hari Deadline tiba. Bukan hanya kaum lelaki saja tetapi bebarapa
mahasiswi pun melakukan hal yang sama. Seperti akupun juga begitu.
Karena ada tantangan tersenderi mengerjakan tugas di detik-detik
Deadline, dan itu luar biasa berdebar rasanya. Seperti otak dipaksa
untuk mengeluarkan semua kemampuannya untuk menghasilkan sebuah tugas
yang sempurna. Dan ide-ide konyol selalu datang entah dari mana
asalnya. Senyum-senyum sendiri aku mengingat masa-masa dikejar-kerja
Deadline tugas.
Aku masih asik dengan lamunanku ketika Reno diam-diam
memperhatikanku. Sial ! Neh anak bikin aku salah tingkah. Tatapannya
membuat aku reflek menunduk karena tidak bisa tahan lama memandang
mata itu. Mukaku memerah. Deg.Kenapa sih Reno ini?
Setelah pertemuan itu, hari-hari berikutnya Reno rajin menghubungi
nomer ponselku, sekedar menyapa, telfon ,sampai akhirnya janjian
untuk makan siang atau makan malam di kafe langganan. Dan, sebulan
mengenal makhluk alien ini membuatku seperti mempunyai dunia yang
baru.Sepertinya aku sudah masuk ke dalam spesies alien ini , Reno. :D
Pertemuan yang tidak pernah aku sangka sebelumnya, pertemanan yang
baru mau jalan 3 bulan, dan intensitas pertemuanku dengan Reno yang
bisa dibilang seperti orang minum obat setiap hari selama 3 bulan itu
membuatku mulai nyaman dengan makhluk langka itu. Reno mampu mengubah
hidupku yang tadinya hanya hitam dan putih, kini dia tambahkan lagi
warna orange, nila, tosca, navy, dan warna-warna kombinasi lainnya.
Dan ternyata aku menyukai perubahan baru dalam hidupku ini.
“Heh, Reno,kamu kok keseringan sama aku, ntar lama-lama kamu suka
lagi sama aku,” gurauku ke pada Reno yang tengah asik melihat-lihat
hasil potretannya siang itu.
“Kalo emang iya gimana?”, celetuknya masih dengan mata yang tak
lepas dari kamera.
“........”, aku mendadak terdiam.
“Kenapa kok diam?”
“........”, aku semakin bungkam.
“Ahahahhha,,,,Rena, rena, aku bercanda tauukkkkkk”,celotehnya
semakin membuat hatiku ketika itu semakin tak karuan.
Bercanda ya? Cuman bercanda ya?
Kenapa? Seharusnya aku senang donk, Reno gak beneran suka sama aku,
seharusnya aku bahagia donk, karena satu makhluk alien akan
menghilang dari kehidupanku, karena mungkin tak lama lagi Reno akan
punya pacar dan akan lebih sibuk dengan pacarnya dari pada meladeni
perempuan jutek dan aneh sepertiku. Dan hidupku akan kembali normal
seperti biasanya kan. Yang tenang dan gak ribet karena ada Reno.
Tapi,,,,,,, kenapa aku sedih ? Seperti bunga yang sudah siap mekar,
tapi kemudian layu karena tak ada lagi matahari untuknya
berfotosintesis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar