Follow Us @soratemplates

Selasa, 22 Januari 2019

Self Healing with Writing

Januari 22, 2019 0 Comments

Well,,, I’d like to tell about how I handle my broken heart phase so far.

So, here...after my last broken heart phase, around two years or something years ago -idk the exactly- I felt that I coudln’t fall in love anymore, or feel something like I couldn’t believe to the kind of relationship between man-woman. Why.... ?

I think that was normal feeling pasca broken heart phase,,,, but time by time, even I more careful to make a new relationship, eventually I fall in love again as if I forgot about ”how hard time that I’ve throughout in my broken heart phase”. I couldn’t deny when I fall in love with someone.But before we talk about that, we back to the topic about process that I’ve through.

Bagiku, jatuh cinta itu sesuatu yang sakral dan tidak mudah. Meskipun aku beberapa kali make a relationship tapi gak ada rasa cinta, ini pernah terjadi padaku. Jadi , relationship hanya sebuah status -palsu- ,dan itu melelahkan guys. Mending berpura-pura bahagia dari pada harus berpura-pura mencinta.

Jadi, ketika aku sudah mulai jatuh cinta kepada seseorang, biasanya aku selalu menyerahkan segala rasa kepada ybs (*yang bersangkutan). Nah, ini yang membuat para wanita(khususnya aku) move on nya lama, karena para perempuan mencintai dengan cara yang salah. Ini aku bisa nulis kayak gini soalnya lagi “waras” aja, coba kalo mengalami sendiri (lagi). :D

Berkali-kali gagal dan patah hati membuatku lebih berhati-hati untuk kembali menjalin hubungan pacaran, apalagi memutuskan untuk menikah. Sebelumnya beberapa kali pria memintaku untuk menjadi pendamping hidupnya, sayangnya perasaan itu tak juga kunjung kurasakan. Bukannya sok-sok menolak atau jual mahal, sini pengennya dilamar sama seorang yang juga aku cintai dan aku inginkan dalam hidup begitu juga sebaliknya, seseorang itu menginkan aku dalam hidupnya. *uhuk...

So, apa  yang aku lakukan ketika berada di fase ini ?

Banyak guys,,,,salah satunya menulis, because writing is selfhealing from depression. For me…it works.
Dengan menulis, aku bisa menumpahkan segala perasaan yang tak bisa aku ungkapkan ke orang dan akhirnya aku tumpahkan melalui  kertas putih, atau ke blog ini. Itu caraku merelease energy negative yang ada di diriku. Terlepas tulisan yang aku buat akan dipublish atau hanya sekedar memenuhi draft-ku itu gak masalah, yang penting aku bisa menyampaikannya lewat kata-kata. Kebanyakan sih, memang gak semua tulisan yang aku bikin itu harus saat itu juga aku publish, biasanya aku menunggu waktu yang tepat (*ceileh) untuk mempublish nya…

Jadi, gak semua tulisan yang aku publish saat itu adalah apa yang aku rasa saat itu juga, karena sering kali tulisan yang aku publish adalah sesuatu yang  ditulis beberapa waktu yang lalu, mungkin bisa sebulan, dua bulan, atau tahun-tahun lalu. Hehehehe

Well, back to the topic. Biasanya dalam proses menulis, aku tergantung sekali sama mood ku saat itu, karena emang tulisanku gak pernah ada deadline nya. Hehehehe. Jadi, ya,,,,kalo moodnya lagi pengen nulis, ya pasti bakalan jadi banyak hal yang bisa aku tulis, tapi…sering kali juga, banyak artikel atau cerita yang berhenti di tengah jalan dan masih menjadi penghuni di draft blog. Hem….Buatku itu sih gak masalah guys, karena yang penting apa yang ada diotak dan sudah dirangkai diangan-angan akhirnya bisa menjadi suatu tulisan yang nanti, suatu saat hari nanti tulisan itu akan aku baca kembali.

Nah, itu caraku menyampaikan isi hati atau uneg-uneg yang ada di kepala karena sudah terlalu penuh dan perlu ada media untuk menampung.

Terus apakah aku menulis hanya ketika sedih saja ? atau bikin puisi atau cerita yang melulu mellow ?
Gak juga sih, buktinya,,, bisa stalking blogku :D

Mostly sih, emang blog ku ini isinya puisi galau semua, iya saya menyadari hal itu, hahaha tapi ada beberapa postingan yang menceritakan tentang hal yang gak melulu soal cinta,cinta, dan cinta. :D
Ada beberapa puisi tentang kehidupan, tentang ibu juga ada. Beberapa juga ada cerpen dengan genre horror, tapi ya masih amatiran jadi pas dibaca lagi “B” aja hehheh…

Eniwei, apapun itu gak ada salahnya kamu mencurahkan semua perasaan yang ingin kamu curahkan, atau tentang ide, opini , atau apapun itu lewat tulisan. Salah satu misi ku menulis adalah “aku menulis sesuatu yang pada suatu hari nanti akan aku baca kembali” entah itu cerita sedih atau bahagia.

So, ready to create your story ? 💗💗💗






                                                                         

Kamis, 10 Januari 2019

Membaca buku Vs Menonton Film

Januari 10, 2019 0 Comments
Membaca buku  atau menonton film?

Mostly, bakalan pilih nonton film ya ? Siapa sih yang gak doyan nonton film ? akupun begitu, seneng banget nonton film. Paling seneng sih nonton film horor. Hahah

Anyway, kali ini aku gak akan bahas tentang film yang pernah aku tonton atau buku apa yang sering aku baca. Tapi, kali ini aku pengen membandingkan dampak dari menonton film dan membaca buku. Pengen share aja dari pengalamanku selama ini mengenai dampak dari dua kesenangan itu.

Well, ngomong-ngomong mengenai dampak nih, pertama aku mau bahas dampak dari menonton film ya (sebenernya menonton bisa apa aja, kayak nonton TV, layar tancep atau apapun itu, karena banyak hal bisa ditonton, jadi aku persempit aja bahasannya menjadi menonton Film). Biasanya, aku kalau abis nonton film entah itu di bioskop atau di laptop, aku bakalan lebih cepet lupa ama ceritanya kalau udah selesai, hahhaha. Nah, cepat lupanya aku dalam mengingat-ngingat film yang pernah aku tonton, bikin aku gak kebayang-bayang sama film horor yang udah pernah aku tonton. Biasanya sih, beberapa viewers bakalan terbayang-bayang ama hantu yang main di film horor yang abis ditonton (parno). Tapi, kalau aku, untungnya gak terbayang-bayang dengan hantu yang pernah  ditonton dimovie. Jadi, selalu aja terus penasaran kalo ada film horor baru, pengennya ndak mau melewatkan. Karena menurutku, menonton merupakan kegiatan pasif yang tidak memerlukan banyaknya kinerja otak kita. (*ini teori aku sendiri yang buat :D)

Berbeda dengan menonton, jelas membaca itu membutuhkan otak yang siap menampung dan mengimajinasikan apa yang ada di dalam cerita tersebut. Ini membuatku lebih membekas dan berkesan. Saat kita membaca, kita membutuhkan konsentrasi yang lebih. Karena bukan hanya sekedar membaca tulisan, tapi otak juga akan memviasualisasikan cerita apa yang tertangkap oleh otak. Disinilah daya imajinasi kita diasah. Aku sering kali berhenti pada kalimat-kalimat yang otakku gak bisa "terima" , ehm maksudnya di sini yang susah dicerna atau divisualisasikan. Ini sebabnya aku cenderung lama baca-baca buku yang bahasanya "tinggi" , secara aku orangnya telmi a.k.a telat mikir, lola atau loading lama. Karena itu aku lebih seneng ama novel metropop yang ringan, lugas dan menghibur. :D

Ok, fine. Intinya, membaca itu -buatku- lebih banyak meninggalkan kesan dari pada sekedar menonton. Bukan berarti kalo nonton gak meninggalkan kesan, tapi membaca kesannya lebih lama tinggal di dalam otakku. Aku pernah merasa kecewa pada sebuah film yang diadaptasi dari novel, sebagai contoh film 5cm, karena sebelum film itu direlease aku baca novelnya duluan, pas nonton filmnya langsung banyak adegan dalam novel yang di skip dalam film. Iya, karna bisa saja gak mungkin film yang durasinya kurang lebih 2 jam-an (kalo gak salah), bisa merangkum semua isi novel yang baratus2 halaman. Well, yang ini forgivable lah ya...

Tapi, masih inget film Supernova gak ? yang di angkat dari novel serial pertama Supernova - Kstaria, Putri , dan Bintang Jatuh, itu menurutku yang memerankan sebagai Diva dalam film, -maaf- kurang sesuai dengan karakter Diva yang ada di novel (karena jauh sebelum filmnya release, duluan baca novel). Aku, sebagai pecinta serial Supernova (*eaaaa) cukup kecewa dengan Supernova dalam versi visualnya. Karena Diva -yang aku imajinasikan- bukan sekedar perempuan biasa (gak bisa jelasin pokoknya baca sendiri aja novelnya, and you will know how intelectual she is). Yang ini forgivable sih, soalnya masing2 imajinasi orang kan berbeda ya, jadi mungkin ibu suri (panggilan buat Dewi Lestari), meng-imajinasikan sosok Diva apabila divisualisasikan seperti yang ada di film. Sedangkan aku, (mungkin) berkespektasi lebih tentang sosok Diva ini. 

Well, yang mau aku bilang di sini sebenarnya apa ? 
Tanpa kita sadari ketika membaca, imajinasi kita jauh melebihi diri kita sendiri, maksudnya kita memvisualisasikan sendiri alur, plot, serta karakter yang disajikan dalam novel yang kita baca. Sehingga, apabila sang author mencoba memvisualisasikan karakter dalam tokoh nyata, apabila tidak sesuai dengan yang kita imajinasikan ini akan membuat kita merasa kecewa. Ini wajar saja, bukan big problem kok. Karena masing-masing dari kita memiliki imajinasinya sendiri.

Well,,, jadi, pesan yang ingin aku sampaikan di sini adalah.... buat kamu yang kurang suka membaca, cobalah untuk mencoba membaca apapun itu, misalkan dimulai dari buku-buku bacaan favorit (kalo aku sih novel). Dan rasakan sensasinya, bagaimana kamu ikut masuk ke dalam cerita dan menyaksikan apa yang terjadi dalam cerita.
Selamat mencoba ^_^




Jumat, 10 Agustus 2018

Extraordinary Love (from Original title : My Wedding Trauma)

Agustus 10, 2018 0 Comments

*Gladis*

Tak pernah aku bisa memilih kepada siapa aku akan jatuh cinta, kalau bisa , aku ingin jatuh cinta kepada orang yang tepat, orang yang juga mencintaiku, orang yang hanya tercipta untukku, orang yang hanya akan memandangku dan tak pernah berpaling pada perempuan lain selain aku.

Harapan yang hanya akan dan terus menurus membuatku semakin tak bisa menggunakan logika secara manusiawi, aku terlampau jauh berimajinasi, membayangkan hal terbaik yang hanya akan datang padaku setiap hari.

Seperti kutukan cinta dari si cupid untukku, dia menancapkan panahnya tepat di jantungku dengan berlumuran cinta yang mematikan. Membuatku nyaris lumpuh dan tak sanggup lagi berjalan, aku benar-benar sekarat. Cupid, alih-alih balas dendam padamu, bernafas saja aku butuh alat bantu sekarang. Karena buncahan amarah dan genangan air mata dipelupuk mata membuatku tak bisa lagi menampungnya di hatiku yang sempit ini. Aku butuh udara….

Aku terus berjalan, entah ke arah mana, yang aku tahu aku hanya akan berjalan sampai aku tak sanggup lagi berjalan. Sampai pada akhirnya aku akan menemukan setitik cahaya pengharapan hatiku. Menuntun jalanku yang tanpa arah karena pada akhirnya cahaya itu akan membuatku memiliki arah, sebuah tujuan untuk melabuhkan hati di dermaga yang tepat. Tapi aku lelah sekarang, rasanya ingin berhenti saja. Meski aku belum menemukan “tempatku”.

Terima kasih untuk kamu yang telah membuatku berada disetangah mati dan setengah hidup. Aku jadi mengerti, menyerahkan rasa sepenuhnya kepada hati yang salah hanya akan berakhir tragis. Aku pun jadi sadar diri, tak pantas aku mengkambinghitamkan mu atas kesedihanku ini, karena caraku mencintaimulah yang salah yang membuatku berakhir di sini. Di jurang kepedihan, karena kesedihanku yang mendalam ini tak bisa aku tangiskan.

Tiga bulan berlalu, tertatih aku menjalani hari, mengumpulkan sisa-sisa semangat hidup ini. Sudah cukuplah aku berada di antara hidup dan mati selama ini. Berkali-kali aku mencoba mengulum sakit ini sendiri dengan diiringi rasa getir obat-obat dosis tinggi. Ya, obat tidur dengan dosis tinggi menjadi pilihan makan malamku setelah susu dan roti. Berkali-kali pula aku keluar masuk ICU.
Melihat keadaanku yang tak tertolong membuat keprihatinan di diseluruh anggota keluargaku, semua orang terpukul, dan ibuku adalah orang yang selalu menguatkanku padahal beliau yang paling terpukul melihat kondisi anaknya yang seperti orang sekarat. Dibalik senyum nya beliau menyimpan kepedihan yang mendalam Karena anak perempuan satu-satunya ditinggal di altar pernikahan ada keresahan yang tergambar jelas di wajahnya. Dan ternyata itu membuat hatiku semakin sakit.

“Ibu, aku baik-baik saja. Ibu jangan terlalu menkhawatirkanku.”

“Ibu mana yang tidak terluka melihat anaknya sakit begini ?’.

Akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkan rumah dan memilih untuk tinggal sendiri di apartemenku. Karena berada dalam rumah itu membuatku mengingatnya. Di setiap sudut rumah itu memberikan kenangan yang terlalu indah untuk dilupakan. Tapi aku harus tetap melakukannnya bagaimanapun caranya.
Dia, sudah terlalu banyak memberiku kenangan yang manis dan pahit dalam waktu bersamaan.

Jangan sering minum obat tidur kalau tidak bisa tidur. Lebih baik sholat malam atau mengaji atau membaca buku. Itu akan membuatmu tenang.”

“Terima kasih ibu obatnya, aku bakal ingat terus” , senyumku dalam pelukanya, dan kini pelukanku merenggang, melihat sebentar wajah lembut ibuku.

“Telfon ibu kalau kamu tidak bisa tidur atau sekedar ingin ngobrol.”
 
“Iya, ibu sayang”.

Ibu melepaskan pelukannya dan mengantar kepergianku dari gerbang rumah. Aku berharap ini akan menjadi gerbang masa laluku dan juga gerbang masa depanku. Semoga….
========================================================================
Sadar Karena hidupku yang sekarang lebih penting dari masa laluku, aku berusaha bangkit dari jurang kesedihan. Menata kembali hidupku yang cukup berantakan karena kegagalanku menikah. Gagal ? ok, aku anggap ini bukan kegagalan, tapi ini sebuah penundaan. Tuhan punya rencananya sendiri, aku yakin itu….
Tiga bulan, waktu yang cukup lama untuk membuatku kembali beraktifitas di luar apartement, memulai mencari perkerjaan lagi karena sebelum acara pernikahanku -yang pada akhirnya gagal- aku sudah mengajukan surat resignku dari perusahaan advertising , tempatku bekerja 5 tahun terakhir. Meskipun beberapa kali managerku memintaku untuk kembali kalau aku sudah siap, tapi tiga bulan terakhir aku masih terus menolaknya. Tapi kali ini aku tak punya alasan lagi menolak….

Senin depan kamu bisa kembali ke kantor, Dis ?”, suara diseberang membuyarkan lamunanku.

“I will consider it, lagi pula saya tidak ada pekerjaan sekarang.” 


“You should do it ! Great, semoga kamu tidak berubah pikiran lagi. See u on Monday,Dis.” 

Tak banyak persiapan yang aku lakukan untuk mulai lagi kembali ke kantor lamaku. Aku hanya akan menyiapkan hati untuk pertanyaan-pertanyaan tentang gagalnya pernikahanku. Bagaimana aku harus menghadapi teman-teman kantor yang memandangku sebagai pengantin wanita yang gagal menikah dan terlihat begitu menyedihkan. Atau aku harus mengganti penampilanku, sedikit berbeda dengan penampilanku yang dulu, hanya sedikit saja. Tak banyak. Ah,tidak tidak. Gladis tidak akan berubah seperti apapun dan siapapun. Karena Gladis hanya akan menjadi lebih kuat dari Gladis yang sebelumnya. Iya benar. Gladis akan baik-baik saja. Hanya perlu mencari kesibukan untuk mengisi hari-harinya. Iya benar. Aku hanya perlu menyiapkan dan menata……hati.

Banyak artikel yang sudah aku baca mengenai bagaimana cara move on (sebegitu inginnya aku moveon). Dan dari artikel yang aku baca, dan aku tau dari satu artikel ke artikel yang lain sarannya selalu sama. Pertama,aku harus menghapus foto-fotoku bersamanya, menghapus nomer kontaknya, jangan lagi stalking akun social medianya, sesekali lakukanlah perjalanan, lakukan hal-hal yang membuatmu bahagia. Ya kebanyakan semua artikel menyebutkan saran-saran itu. Aku masih menunggu ada artikel tentang caranya move on dan menuliskan salah satu tips nya untuk membolehkan si pembaca melakukan pembunuhan kepada orang yang telah membuat dirinya hancur atau menuntut ke mantan secara hukum ke pengadilan. Karena kepergiannya yang mendadak membuat hidup seseorang berantakan yang merugikan secara materiil dan non-materiil. Tapi, bagaimana aku bisa menuntutnya ? keberadaannya saja aku tidak tau dimana. Banyak pertanyaan yang ingin aku tanyakan padanya. Kenapa, kenapa , dan kenapa ?
Sesak.

Berjalan di sepanjang boulevard kantor adalah kebiasaaan yang sering aku lakukan akhir-akhir ini. Menghirup udara segar di luar kantor dan melihat-lihat atau sekedar ber-say hello dengan teman-teman kantor yang melintas. Itu membuatku sedikit bisa bernafas, meluapkan pikiran yang berjejal ribuan pertanyaan di kepala. Hal yang paling mengganggu, di tengah-tengah kesibukanku tiba-tiba teringat dia, seseorang yang dulu aku hanya memikirkannya saja membuatku bahagia, tapi kini memikirkannya membuat mataku berair.

“Hai, Gladis, long time no see…”

Suara itu membuyarkan lamunanku. Suara yang tak asing lagi bagiku.

“Hai ndra, iya.” Jawabku singkat.

“Udah lama masuk kantornya ? kok aku baru liat kamu sekarang ?”.

“Udah seminggu yang lalu. Kamu sibuk mungkin.”

“Uhm, mungkin juga. Anyway,glad to see you again dis. And sorry,,, I’ve heard about your wedding. Are You OK ?”.

“Everything’s OK now, ndra. Don’t worry. That was long time ago.”

“Great. You must be stronger than you think. ‘

“Thanks, ndra…”.

“Anytime, anyway, we should meet next time. Aku mau traktir kamu di Cafe baruku. Ya, cafe kecil sih dis, I hope you like it” senyum khasnya memperlihatkan deretan gigi putihnya.

“It’s sound great, ndra.I should go there once at least.”

“Sip, nanti aku kontak kamu lagi ya. Aku harus pergi dulu ketemu klien.”

“Bye….”

Narendra, sahabatku, dulu. Sebelum aku mengenal Wisnu dan akhirnya memutuskan menikah dengan Wisnu, orang yang telah mengacaukan hidupku. Aku dan Narendra bersahabat dari aku kecil Karena dia pindah ke komplek perumahanku dan menempati rumah kosong tepat di sebelah rumahku. Kami tumbuh bersama, menangis dan tertawa bersama. Tak ada rahasia antara aku dan dia. Ketika SMA kita berdua merupakan sahabat yang bikin iri semua teman-teman di sekolah. Keikutsertaan Rendra -panggilan akrabnya- dalam beberapa ekskul dan prestasinya di dalam kelas membuatnya menjadi popular di sekolah kami waktu itu. Jujur aku bangga punya sahabat sepertinya. Banyak cewek-cewek yang memandang iri tiap kali kami menghabiskan waktu bersama. Singkat cerita kita masuk di kampus yang sama dan masuk di jurusan yang sama pula. Semuanya berjalan baik-baik saja, sampai akhirnya aku mengenal Wisnu. Entah apa yang Rendra tau tentang Wisnu, dia menentangku keras ketika aku bilang akan menikah dengan Wisnu.

“Dis, lu yakin mau nikah sama si Brengsek Wisnu itu ? kalian kan baru kenal.”

“Ndra, kok lu ngomong Wisnu brengsek sih ? Emang dia salah apa sama lu ? Lagi pula kenapa kalau gua baru kenal ama dia ? Hak apa lu menentang gua nikah sama dia ?”.

“Dis, lu tuh gak kenal Wisnu seperti apa. Dia…”

“Udah lah ndra, gua gak ada waktu buat denger fitnah-fitnah yang lu bikin buat ngancurin gua ama Wisnu. Lu emang sahabat gue ndra, tapi lu gak berhak buat ngatur hidup gua. Bahkan lu gak bisa ngatur gua kepada siapa gua jatuh cinta.”

“Dis, don’t say that I didn’t warn you ya. Elu gak ngasih gua kesempatan buat jelasin apa yang gua tau tentang Wisnu. Dan lu bilang gua fitnah dia ? Gua gak sepicik itu dis.”

Shut up, ndra. I’m too exhausted to lend you my ear to hear that I won’t to hear. You’re not my best friend anymore. Mulai sekarang jangan saling mencampuri kehidupan masing-masing. I won’t to know about your life and you don’t deserve to know about my life as well.”

Ya, that’s my stupid mistake that I’ve ever did. Kebodohan yang aku sesali sampai sekarang Karena aku saat itu hanya ingin mendengar apa yang ingin aku dengar tentang Wisnu. Andai saja saat itu aku denger dulu penjelasanmu ndra. Andai gua gak dibutakan oleh cintanya Wisnu yang ternyata palsu. Andai gua lebih mendengarkanmu Ndra. Andai lu tau , betapa malu dan menyesalnya gua saat ini ndra. Bahkan gua gak bisa lagi melihat matamu saat kita bicara tadi. Andai lu tahu , Ndra…..

========================================================================
*Narendra*

Gladis. Kamu akan selalu menjadi orang yang pertama yang aku ingat saat aku membuka mataku di pagi hari dan di saat aku memejamkan mataku ketika hariku begitu berat. Memikirkanmu adalah kebahagiaan bagiku. Tapi, aku hanya pecundang yang mencintaimu dalam diamku, mengagumimu dalam gelapku, memimpikanmu dalam setiap malam-malamku.
Kamu tau betapa pecundangnya aku Dis. Saat kamu memutuskan untuk menikah dengan si bangsat Wisnu itu. Aku tak bisa melakukan apa-apa. Pun ketika kamu ditinggalkan tepat pada hari pernikahanmu, aku tak bisa melakukan apa-apa, Karena kamu yang telah membangun benteng tinggi antara kita Dis. Kamu tak mengijinkanku menghancurkan atau bahkan memanjat tembok itu. Kamu membiarkanku membusuk dengan segala rasa yang kamu tak pernah tahu. Aku mencintaimu dalam diam. Aku akan menjadi pecundang dimatamu. Selamanya…..

Kamu ingat Dis, pertengkaran terakhir kita saat itu, itu cukup menghancurka hidupku, aku tidak berniat untuk menghancurkan hubunganmu dengan Wisnu, aku hanya benar-benar peduli denganmu Dis. Wisnu itu benar-benar brengsek. Tapi kamu gak ngasih aku kesempatan buat menjelaskan semuanya.
Kamu yang memutuskan untuk kita tidak saling berhubungan lagi. Kamu tahu betapa remuknya hatiku saat itu Dis. Tapi entah kenapa aku tak bisa membencimu malah aku merasa hampa tanpamu. Aku seperti seseorang yang kehilangan satu kakiknya, berjalan tertatih menaiki tangga panjang yang tak ada ujungnya.Tau dis, aku pernah ingin melakukan hal nekat saat sebelum hari pernikahanmu. Ingin sekali aku menculikmu dihari pernikahanmu dan aku bawa pergi kamu. Hanya kita berdua.
Tapi akal sehatku masih cukup waras untuk menghentikan imajinasi liarku. Karena aku melihatmu tertawa bahagia ketika kamu bersama Wisnu. Mendengar pernikahanmu gagal karena Wisnu brengsek itu meninggalkanmu membuat hatiku tambah hancur Dis. Ingin sekali aku membunuhnya sebagai balasan telah menyakiti hatimu. Tapi aku tak bisa melakukan apa-apa Dis,lagi-lagi kamu yang memintaku untuk tidak mencampuri hidupmu. Seharusnya saat itu aku tak menghiraukan amarahmu, tapi seharusnya aku mendampingimu. Aku malah tak berani menampakkan batang hidungku di depanmu. Seharusnya hari itu aku datang saja dis, tak usah kupedulikan kata-kata pedasmu itu. Persetan dengan harga diri, aku lebih memilih diinjak-injak harga diriku dari pada aku melihatmu hancur sepert ini.

Tapi semua sudah terjadi. Lagi-lagi aku hanya menjadi seorang pecundang. Sampai saat ini. Saat aku bertemu di boulevard kantor kita. Saat aku dengan canggungnya menyapamu, setelah beberapa menit sebelum aku memutuskan untuk menyapamu aku ingin sekali langsung memelukmu untuk meredakan kesedihanmu. Itu akan aku lakukan apabila aku dan kamu masih bersahabat seperti dulu. Tapi aku sadar, aku tak bisa melakukan itu karena kita tak lagi sama.

“Hai Gladis, long time no see…”

Setelah aku mengumpulkan kebaranianku untuk menampakkan lagi diri ini di depanmu dan menyapamu. Kamu tahu dis, aku sungguh menantikan hari ini, hari saat aku bertemu lagi denganmu. Aku rindu kamu dis…..
==========================================================================
#Gladis dan Narendra#

Gimana kopinya dis, enak ?’.

“Uhm, lu tau kan ndra gua gak ngerti soal kopi, tapi menurutku sebagai orang yang awam tentang kopi, ini serius nikmat.”

“Serius ? wah, syukurlah,,, gua pikir lu gak bakal suka. Kalo enak lu bayarnya lebih mahal yak”.

“Eniwei, cafenya nyaman ndra, konsep cafenya juga unik.”

((( Dis, ini kan konsep cafenya ide lu dulu ketika kita iseng bicara soal impian kita, dan elu dis, elu yang ngasih gua ide buat bikin café Karena gua penikmat kopi parah, dan dari elu konsep ini dis. Elu Lupa ?))).

(((Ndra, kenapa gua ngerasa café ini dibuat buat gua ya ndra. Gua inget ndra, konsep yang sekarang lu pake buat café ini kan ide gua ndra. Dan elu masih inget dengan baik apa yang gua katakan waktu itu ke elu ndra ?)))

“Elu, sekarang apa kabar Ndra ?”, banyak yang ingin gua tanyain tapi kenapa yang keluar pertanyaan basi ini. Duh Dis…

Ya gini aja Dis, gak banyak yang berubah dari gua, heheh”. Gak ada yang berubah Dis, termasuk perasaan gua ke elu. Duh Ndra, bego banget disituasi kayak gini lu masih egois gilak.

“……owh gitu , hehe.” tanggapan macam apa ini Dis ? otak lu udah gak bisa diajak mikir kreatif lagi. Cari bahasan yang lain deh…

Ndra, sorry ya sikap gua ke elu gak baik. Gua gak tau Ndra, apa gua masih pantes ketemu elu lagi. Gua malu , Ndra….”.

“Dis, udah ya, gua udah maafin elu, jauh sebelum elu minta maaf ke gua. Yang penting kan sekarang. Yang udah berlalu yaudah. Buat pelajaran kita semua.”

“Gua gak baik-baik aja Ndra. Lu salah kalau gua baik-baik aja. Gua hancur Ndra. Dan yang lebih menyakitkan buat gua, bukan karena Wisnu ninggalin gua, tapi karena persahabatan kita berakhir karena keegoisan gua. Ketololan gua karena terlalu cepat percaya ama orang brengsek kayak Wisnu.”

(((Dis, tolong jangan nangis. Gua gak bisa nahan buat meluk elu kalo elu nangis)))

“Sorry, Ndra….gua gak bisa sering ketemu sama elu lagi. Gua udah gak bisa menjadi sahabat baik lu lagi.”

(((Dis, sebegitu cintanya kah elu sama sibangsat Wisnu itu ? sampai orang yang tulus punya perasaan ke elu gak pernah terlihat sama elu ?)))

Thanks, buat hari ini Ndra.Gua balik dulu.”

“……….”

(((Peluk)))

“….Ndra….”

“Sorry Dis, Sorry gua gak bisa nahan buat gak meluk elu. Gua minta tolong kayak gini sebentar lagi aja”.

(((Ada satu hal ingin gua lakuin ketika pertama kali gua ketemu elu lagi Ndra. Meluk elu)))

“Maafin gua Ndra….”


Cinta dan patah hati memang satu paket lengkap.Semakin sering kamu jatuh cinta, semakin sering kamu juga bakalan patah hati. Berani jatuh cinta harus juga berani buat patah hatinya. Itu seninya mencintai……
Yang perlu kita lakuin ketika kita jatuh cinta sama seseorang. Gak perlu banyak mikir, rasain aja apa yang sedang terjadi di dalam hatimu. Biarkan logika memilih dan seleksi sesuai kriteria yang ada di kepala, tapi hati akan selalu punya caranya sendiri untuk menentukan. Kepada siapa akhirnya dia jatuh cinta……
Jatuh cinta itu gak salah, hanya terkadang cara kita mencintai yang salah….


*Hope you enjoy it* 💕
















Senin, 06 Agustus 2018

Wanita single di usia "Dua puluh Tua"

Agustus 06, 2018 0 Comments

Buat kamu yang merasa resah gelisah karena jodoh tak kunjung jua datang diusia-usia yang udah gak santai buat dilamar, sini ngobrol sama aku, biasanya yang bisa merasakan resah gelisahmu adalah orang yang sedang/atau telah menjalani masa-masa itu. I feel you.....girls....

Well, kalau usia menjadi patokan kita untuk mencapai sesuatu semisal lulus kuliah, karir, dan jodoh..... aku....termasuk yang paling lambat jika dibandingkan dengan teman-teman sebayaku.

Lulus SMA tahun 2009, baru mulai kerja tahun 2010, gak langsung kuliah karena orang tua tidak ada biaya. Jadi kumpul-kumpul uang dulu dan akhirnya tahun 2012 baru bisa masuk kuliah, 4 tahun menjalani half worker-half student sugguh sangat menyenangkan. Tantangan untuk mendisiplinkan diri lebih besar, management waktu, dan dituntut menjadi multi-tasking tapi tetap harus fokus.
Masa-masa menyenangkan itu malah ketika proses skripsi, kenapa ?  Itu saat-saat up-down nya mood yang paling mempengaruh proses penulisan.

Akhirnya...2016, lulus juga....tepat waktu. Di sini aku mikir, mending lulus tepat waktu atau lulus di waktu yang tepat ya ? *silahkan buat teman-teman yg mau sharing juga*

Akhir 2016, usiaku 26 tahun udah lulus kuliah, kerjaan sudah ada, tapi malah ditinggalin pacar. Cukup menyesal juga, karena aku buang2 waktu berhargaku. Padahal aku udah menjalankan management waktu sebaik mungkin, tapi ternyata itu tidak berlaku untuk urusan cinta. Dan, jodohku semakin jauh.

Setelah lulus kuliah, awal-awal tahun 2017, antara proses penyembuhan hati yang berantakan dan kalang-kabut mencari aktifitas untuk mengisi hari sabtu-minggu -karena biasanya sabtu-minggu ke kampus- ini malah kayak orang luntang-lantung, tak tentu arah, gak ada tujuan. Menyedihkan.

Akhirnya di tahun 2017, aku bertekad untuk mencari tempat kerja baru, suasana baru. Tapi, ternyata gak mudah. Aku mulai mengasihani diriku sendiri "aku gak punya tujuan". Sempat depresi, down, krisis kepercayaan diri, swing mood banget, susah senyum, badan kurus. Jangankan memikirkan soal cinta, untuk mengembalikan kepercayaan diri saja aku kesulitan.

Satu-satunya yang membuatku bisa lupa dengan semua kesedihanku adalah perjalanan. Tahun 2017 aku habiskan waktu untuk pergi ke tempat-tempat favorit, melakukan hal2 yang belum pernah aku lakukan sebelumnya, menemui orang2 yg belum pernah aku temui sebelumnya. Girls, it's worth it banget, kamu akan lupa dengan segala hal yang membuatmu resah, sedih, frustasi, (juga termasuk lupa usia 😂). Jadi lakukanlah perjalanan.

Akhir tahun 2017, usiaku 27 tahun, dan Idk why, aku lebih ikhlas menjalani semua, malah usia 27 adalah "golden age" ku, kalau orang2 biasa bilang tahun ke-25 adalah golden age, tapi yang aku rasakan malah di tahun ke-27 ini.

Early 2018 and am going to 28, aku diterima kerja di tempat yang emang aku impikan, benar-benar menikmati pekerjaan yang sekarang, aku jadi menemukan "diriku sendiri".I've got my carrier and relationship as well. ❤️️ *uhuk*

Well, intinya adalah jangan terpaku dengan angka pada usia, tidak ada istilah terlalu tua untuk mencapai sesuatu. Karena yang terbaik selalu membutuhkan waktu untuk datang dalam kehidupanmu. Tetap fokus pada pencapain, tapi jangan lupakan prosesnya. Karena yang tepenting dari sebuah tujuan adalah perjalanannya. 😁

Keep calm and stay young....



Rabu, 10 Januari 2018

Neverland ala Anita

Januari 10, 2018 0 Comments

Neverland berasal dari kata Never (tidak pernah) dan Land (daratan). Artinya daratan yang tidak pernah ada tapi ada. Dimana tempatnya ? di otak.
And I believe that everyone has their own Neverland.

Kalau Di neverland ku, di sana ada kerajaan besar, terbuat dari permen dan coklat. Bangunannya kokoh meskipun seringkali diterpa angin dan hujan.
Di Neverland, tinggal berbagai macam jenis makhluk hidup, bukan makhluk hidup biasa, karna di sana hewan dan tumbuhan pun bisa berbicara seperti manusia lainnya. Ada Brokolicious, Melonista, Wortelita, Cabelita, Catty, Doggie dan masih banyak lagi.
Di Neverland, sepanjang mata memandang terhampar rumput hijau nan subur, pohon-pohon rimbun yang teduh tanpa terkesan angker, bukit-bukit yang subur ditumbuhi berbagai tanaman terbaik dan seperti tidak pernah habis bila tiap hari dimakan dombanisa dan Rusalita.

Di Neverland, aku bisa selalu menemukan hal-hal yang menyengkan di sana, aku bisa mencurahkan semua kekesalan, kekecewaan, dan kesedihan yang aku alami di "sini".
Di Neverland, tinggal juga satu makhluk kreatif yang senantiasa bekerja tanpa lelah di segala kondisi jiwa.

Jadi, bagaimana Neverland itu bisa berpengaruh terhadap tubuh ini ?
Ketika di dunia nyata aku mengalami kesedihan aku hanya akan menyebrang ke Neverland, di sana aku datang dengan segala kekesalan yang tengah aku alami. Setelah meluapkan segalanya, Neverland akan mengolah kesedihan itu dan mengubahnya menjadi molekul-molekul yang menyenangkan, semua hal yang bisa membuat hati ini menjadi bersemangat kembali. Kemudian, hasil olahan yang  berupa molekul ajaib itu yang akan dialirkan oleh sel darah dari otak menuju ke hati. Sel darah menjadi satu2nya distributor yang akan memastikan molekul ajaib terdistribusikan dengan baik ke hati. Sehingga, hati yang telah terkontaminasi dengan berbagai macam penyakit hati akan diobati dan disembuhkan dengan baik.
Apabila hati yang sehat dan bersih, maka akan memberikan energi positif terhadap tubuh ini.
Di sinilah manusia kreatif itu mulai bekerja, dia mengeluarkan karya-karya dari susunan aksara nan indah untuk bisa ditulis agar pesannya bisa disampaikan dengan baik.

Jadi sebenernya kamu bicara apa ta ? Aku bicara tentang sugesti. Bagaimana sugesti dari dalam diri sendiri menjadi motivasi terbesar yang bisa diberikan. Karena Neverland itu terdapat di salah satu bagian tubuh terpenting kita yaitu otak. Jadi, otak yang akan memberi signal ke pada anggota tubuh bahwa hati telah bisa melakukan fungsinya dengan baik. Dengan begitu, tubuh mendapat energi positif dari dalam tubuh dan melakukan hal-hal yang positif juga.

So, everyone deserves to have their own Neverland.
Selain itu, jangan gantungkan kebahagiaanmu kepada orang lain, karna tak ada orang yang berhak atas itu. Yang mengenal dirimu adalah dirimu sendiri, bukan orang lain.

Rabu, 11 Oktober 2017

Tips Agar Perjalanan "Sendiri"mu Menyenangkan

Oktober 11, 2017 0 Comments
Everybody loves to travel. Iya itu udah pasti. Apalagi kalau bisa traveling bareng teman, sahabat, atau keluarga. Lebih istimewa lagi kalo bisa traveling bareng pasangan (ini buat yang punya pasangan ya), kalau anak muda jaman sekarang bilangnya relationship goals. Ya semacam itulah. :D

Tapi, pernah gak kalian melakukan perjalanan sendiri ? Entah itu perjalanan jarak dekat atau jauh ? Pasti akan BT banget ya kalau semisal harus bepergian sendiri kemana-mana. Pasti akan muncul pikiran begini, "nanti aku ngobrol ama siapa?", "nanti makannya ama siapa ?", "nanti kalau tidur gmna ? gak ada tempat sandaran ? *ehh...., apalagi kalau destinasi yang akan kita datangi itu merupakan tempat yang belum pernah kita datangi sebelumnya. Nah, karena banyaknya pertimbangan inilah yang menjadikan beberapa perjalanan kamu batalkan gara-gara takut mati gaya selama perjalanannya kan sayang banget. - Iya aku juga sayang-

Berdasarkan pengamatan dari pengalaman yang udah pernah aku alami, alasan kenapa seseorang itu melakukan perjalanan sendiri adalah pertama, karena seseorang itu memang butuh waktu untuk sendiri, kedua karena terpakasa. Kalau aku lebih sering yang kedua guys, hahahah...

Anyway, mau terpaksa atau enggak, aku mau kasih tips nih buat bikin perjalanan sendirimu menyenangkan, check this out:

Pertama, sebelum hari H datang, pastikan kalau kondisi badan kamu benar-benar fit. Tapi, kalau misalkan mendadak gak enak badan , batuk atau pusing, harus cepat tanggap dan sedia obat atau sejenis fresh care untuk meredakannya. Karena kita akan melakukan perjalanan sendiri -dimana gak akan ada teman bisa buat kita berkeluh kesah apalagi senderan- jadi, kira harus pintar-pintar mengurus diri kita sendiri ya guys.

Berikutnya, kalau kamu hobi membaca, membawa buku favorit selama perjalanan jauh itu worthy banget. Karena kamu bisa membaca novel atau bacaan kesukaanmu selama perjalanan, jadi ini sangat berguna banget buat kill the time. Dan perjalanan yang jauh dan sendiri mu itu gak akan terasa membosankan. Coba deh !

Next, jangan lupa charge hape yang penuh ya guys, karena selain membaca buku, mendengarkan musik selama perjalanan itu juga akan membuat perjalanan terasa lebih cepat dan menyenangkan. Selain mendengarkan musik, bagi pecinta film kamu bisa menyimpan film ke memori hape kamu. Atau kalau itu dari youtube atau media lainnya kamu bisa save offline video dan menontonnya ketika kita dalam perjalanan.

Selanjutnya, jangan lupa bawa makan dan minum. Selain dua item di atas, kamu juga harus bawa makanan dan minuman secukupnya selama diperjalanan. Perjalanan sendiri bukan berarti kamu gengsi untuk makan di kendaraan, kan gak asik banget kalo harus menahan lapar gara-gara gengsi atau malu karena gak ada temen makan. Tapi, bagi kalian yang melakukan perjalanan dengan kereta api, saat jam makan kamu bisa ke gerbong restorasi untuk membuka bekal atau memesan makanan di sana apabila kamu terlalu gengsi atau malu untuk makan di depan penumpang yang gak kamu kenal.

Nah, itu kiranya beberapa tips buat kamu yang enggan buat nge-trip sendiri. Semoga tips di atas bermanfaat ya...... ^_^
❤❤❤❤❤❤❤









Minggu, 24 September 2017

Jingga Kembali

September 24, 2017 0 Comments
Aku putuskan untuk menguburmu dalam, tapi namamu terlalu jelas untuk dilupa.
Aku mencoba mematikan bara apinya, karena aku takut akan terbakar panasnya.
Susah payah aku berjalan tanpamu, terseyok-seyok dengan luka yang susah sembuh, luka parah tapi tak berdarah.

Kemudian....

Aku memutuskan melukismu dalam setiap puisiku, mengabadikanmu dalam aksara dan bahasa yang hanya aku dan hatiku yang mengerti.

Aku sudah baik-baik saja seperti ini, duduk di tempatku seharusnya berada dan menikmati apa yang bisa aku nikmati.

Aku juga sudah baik-baik saja tanpa kamu ada...

Tapi kemudian kamu kembali, mengingatkanku akan luka yang sudah lama pergi,
mengingatkanku akan rasa yang sudah lama mati.

Tapi hati hati tetaplah hati, kamu akan selalu menjadi orang yang paling bisa aku maklumi.
Dan lagi-lagi kamu kembali, dan akhirnya pergi lagi....
Seperti kabut, yang datang dan pergi saat aku tak bisa memprediksi kondisi hati....