Berawal dari "Jodoh gak kemana", dan berujung dengan "Cinta tak harus memiliki". Entah kenapa saya gak suka kata-kata itu. Klise. Dramatisasi yang hanya ada dalam puisi dan lirik lagu, novel juga sinetron. Mungkin maksudnya bagus sih, biar kita gak perlu terlalu "ngoyo". Tapi gini lho, kalo kita terpaku dengan kata-kata itu kita sama sekali gak ada usahanya, hanya menunggu datangnya jodoh kepada kita atau rela begitu saja melihat cinta kita meninggalkan kita tanpa kita melakukan sesuatu.
Hello,,, hidup itu perjuangan kalo gak mau berjuang gak usah hidup. Simple kan :D
Dalam kehidupan nyata, keikhlasan untuk membiarkan orang yang kita sayang atau yang kita cinta malah menjalin hubungan atau bahkan memutuskan menikah dengan orang lain itu bukanlah hal mudah. So, apa yang harus kita lakukan ?
Jadi begini (seharusnya), ketika kita sudah mengusahakan apa yang seharusnya kita perjuangkan tapi ternyata takdir berkata lain, yang perlu kita lakukan adalah....kita harus tetap sadar, bangun dari mimpi, dan jangan sampai lumpuh (otak). Karena ada banyak kasus ketika mereka patah hati dan terjatuh, cinta buta malah yang muncul dalam hatinya. Sebagian pecinta itu menganggap dirinya telah memiliki "cinta sejati yang padahal itu hanyalah kebutaan sejati" (perahu kertas -Dee). Cinta sejati itu ya harus memiliki bukan hanya sebatas berhenti dihati. Itu sih menurut saya :D
Tidak ada salahnya untuk tetap berdiri pada satu hati, karena sebagian orang tak mudah untuk berpaling. Lagi-lagi ini masalah waktu, tidak butuh waktu panjang untuk membuat seseorang itu jatuh cinta, tapi sebaliknya kita butuh waktu yang panjang untuk sekedar berpaling dari hati seseorang.
Sebenarnya tulisan ini adalah nasihat untuk puisi-puisi yang pernah aku posting sebelumnya. Selamanya kita tidak bisa menyimpan perasaan itu sendiri, diam-diam mencintai seseorang tanpa dia tahu kalau kita mencintainya. Itu adalah perasaan yang ternaif yang pernah saya rasakan. Karena sebelum saya memperjuangkan sesuatu itu, saya terlebih dulu dibuatnya menyerah.
(Anyway, sisi positif dari kondisi terpuruk saya dimana ketika itu perasaan saya yang berperan lebih dominan, puisi lah satu-satunya media terbaik untuk menyalurkan perasaan. :))
Jadi, pesan moral yang mau saya sampaikan di sini adalah perjuangkan apa yang seharusnya kamu perjuangkan tapi ketika kita tak bisa memiliki seseorang yang kita cintai, sesegera mungkin untuk mematikan perasaan itu, sebelum baranya membakar dirimu sendiri. Apabila kita mencintai seseorang sebisa mungkin untuk membuatnya tau tentang perasaanmu Karena dalam contoh kasus seperti ini, kamu, adalah satu-satunya orang yang menderita. Mencitai seseorang dengan sepenuh hati boleh saja, tapi jangan lupa kalau dirimu juga butuh dicintai.
Stop admiring and stop chasing the wrong person, since the right person never let you down. ^_^
Dalam kehidupan nyata, keikhlasan untuk membiarkan orang yang kita sayang atau yang kita cinta malah menjalin hubungan atau bahkan memutuskan menikah dengan orang lain itu bukanlah hal mudah. So, apa yang harus kita lakukan ?
Jadi begini (seharusnya), ketika kita sudah mengusahakan apa yang seharusnya kita perjuangkan tapi ternyata takdir berkata lain, yang perlu kita lakukan adalah....kita harus tetap sadar, bangun dari mimpi, dan jangan sampai lumpuh (otak). Karena ada banyak kasus ketika mereka patah hati dan terjatuh, cinta buta malah yang muncul dalam hatinya. Sebagian pecinta itu menganggap dirinya telah memiliki "cinta sejati yang padahal itu hanyalah kebutaan sejati" (perahu kertas -Dee). Cinta sejati itu ya harus memiliki bukan hanya sebatas berhenti dihati. Itu sih menurut saya :D
Tidak ada salahnya untuk tetap berdiri pada satu hati, karena sebagian orang tak mudah untuk berpaling. Lagi-lagi ini masalah waktu, tidak butuh waktu panjang untuk membuat seseorang itu jatuh cinta, tapi sebaliknya kita butuh waktu yang panjang untuk sekedar berpaling dari hati seseorang.
Sebenarnya tulisan ini adalah nasihat untuk puisi-puisi yang pernah aku posting sebelumnya. Selamanya kita tidak bisa menyimpan perasaan itu sendiri, diam-diam mencintai seseorang tanpa dia tahu kalau kita mencintainya. Itu adalah perasaan yang ternaif yang pernah saya rasakan. Karena sebelum saya memperjuangkan sesuatu itu, saya terlebih dulu dibuatnya menyerah.
(Anyway, sisi positif dari kondisi terpuruk saya dimana ketika itu perasaan saya yang berperan lebih dominan, puisi lah satu-satunya media terbaik untuk menyalurkan perasaan. :))
Jadi, pesan moral yang mau saya sampaikan di sini adalah perjuangkan apa yang seharusnya kamu perjuangkan tapi ketika kita tak bisa memiliki seseorang yang kita cintai, sesegera mungkin untuk mematikan perasaan itu, sebelum baranya membakar dirimu sendiri. Apabila kita mencintai seseorang sebisa mungkin untuk membuatnya tau tentang perasaanmu Karena dalam contoh kasus seperti ini, kamu, adalah satu-satunya orang yang menderita. Mencitai seseorang dengan sepenuh hati boleh saja, tapi jangan lupa kalau dirimu juga butuh dicintai.
Stop admiring and stop chasing the wrong person, since the right person never let you down. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar