Rinduku Berpuisi lagi (Jingga)
Hay
jingga,,,,
Apa
kabarmu hari ini? tidak terasa sudah 2 musim ini aku lalui tanpa
menyapamu, melukismu, bahkan menemanimu, sudah 2 musim ini pula aku
menghilang dari mu jingga, bukan karena aku tak mau lagi melukis
indahmu, tapi karena aku sedang berfikir, masih bisakah aku melukismu
dengan puisiku tanpa adanya rasa ini? rasa ingin selalu bisa
menyapamu dan menemanimu....
Jingga,,,bila
waktu yang memberi kesempatan kita bertemu, waktu pulalah yang akan
menentukan perpisahan itu.
Nanti,
bila aku kembali ijinkan aku diam memandangimu, menikmati indahmu,
dalam singkatnya waktuku.
Mungkin
hanya dengan itu aku bisa menebus semua rinduku padamu,,,
Jingga,,kapan
lagi musim ini akan berlalu? Agar aku bisa berdialog lagi denganmu,
dengan penghuni langit lainnya,,,
Rasa
rindu ini seperti bumi ketika musim kemarau yang merindukan tetesan
air hujan dari sang langit.
Rasa
dahaga yang hanya bisa terbayarkan dengan aku melukismu kembali.....
Jingga,,,,,
aku
selalu menitipkan salamku padamu lewat bintang yang berjajar di
langit malam,
aku
selalu membisikkan sajak-sajak puisiku untukmu lewat angin yang
berhembus menyelimuti malam,
Jingga,,,
bila
rindu itu datang dan mulai tak bisa ditahan,
aku
akan memuntahkannya dalam sajak-sajak puisi untuk mengenang,
pertemuan
di kaki gunung senja itu,,,,bersama lagi penghuni langitmu.
pict: google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar