Follow Us @soratemplates

Minggu, 24 September 2017

Jingga Kembali

Aku putuskan untuk menguburmu dalam, tapi namamu terlalu jelas untuk dilupa.
Aku mencoba mematikan bara apinya, karena aku takut akan terbakar panasnya.
Susah payah aku berjalan tanpamu, terseyok-seyok dengan luka yang susah sembuh, luka parah tapi tak berdarah.

Kemudian....

Aku memutuskan melukismu dalam setiap puisiku, mengabadikanmu dalam aksara dan bahasa yang hanya aku dan hatiku yang mengerti.

Aku sudah baik-baik saja seperti ini, duduk di tempatku seharusnya berada dan menikmati apa yang bisa aku nikmati.

Aku juga sudah baik-baik saja tanpa kamu ada...

Tapi kemudian kamu kembali, mengingatkanku akan luka yang sudah lama pergi,
mengingatkanku akan rasa yang sudah lama mati.

Tapi hati hati tetaplah hati, kamu akan selalu menjadi orang yang paling bisa aku maklumi.
Dan lagi-lagi kamu kembali, dan akhirnya pergi lagi....
Seperti kabut, yang datang dan pergi saat aku tak bisa memprediksi kondisi hati....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar